Rabu, 04 November 2020

Meningkatkan Budaya Literasi diKalangan Pelajar dengan "Batuk Haha"

 

Meningkatkan Budaya Literasi diKalangan Pelajar dengan "Batuk Haha"

Oleh: FIkri Imanullah


***

Literasi merupakan sebuah kemampuan melek huruf yang didalamnya meliputi kemampuan membaca, memahami, dan menulis. Literasi sangat cocok apabila dilakukan dikalangan pelajar, karena jika pelajar melakukan hal ini akan melatih dirinya untuk menguasai ilmu maupun materi yang telah dipelajari. Namun sebenarnya hal serupa telah diberlakukan oleh guru saat memberi tugas kepada peserta didiknya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, melakukan presentasi didepan kelas, ataupun membaca serta memahami materi yang akan diajarkan oleh sang guru. Dengan adanya ini guru berharap agar peserta didiknya terlatih membaca buku yang merupakan jendela dunia dan sekumpulan dari ilmu. 



Dengan begitu tanpa sengaja dapat membiasakan peserta didik melakukan budaya literasi yang menjadi program pendidikan saat ini. Namun keadaan yang diharapkan dari  peserta didik justru berbalik. Mereka justru mencari jalan keluar untuk mengerjakan tugasnya secara instan tanpa membaca buku tetapi menginginkan hasil yang lebih cepat dan mudah. Budaya baca dan  literasi yang diharapkan justru berbalik menjadi budaya cepat tepat dengan aplikasi pencarian. Dengan aplikasi pencarian ini mereka menganggap dapat memenuhi sesuatu yang ingin dicari dengan mudah dan cepat serta dianggap tepat. Tetapi kenyataannya tidak sepenuhnya hasil pencarian dapat dipastikan kebenarannya. Hal seperti inilah dapat mengurangi minat baca masyarakat utamanya di kalangan pelajar. Apabila minat baca berkurang tentunya minat literasi pun juga dapat berkurang. Karena literasi berawal dari membaca. Dilatar belakangi oleh permasalahan tersebut membuat penulis memiliki inovasi berupa tips batuk haha dan mengungkapkan pendapatnya melalui essai dengan judul Meningkatkan Budaya Literasi diKalangan Pelajar dengan "Batuk Haha" .

 

Batuk haha

Batuk secara umum adalah penyakit, respon alami dari tubuh sebagai pertahanan untuk mengeluarkan zat dan parikel dari dalam saluran pernafasan. Sedangkan haha yang tidak asing ditelinga adalah sebuah perwujudan ekspresi tertawa yang biasa di wujudkan dalam bentuk tulisan. Akan tetapi batuk haha yang sebenarnya dimaksud bukanlah yang telah diuraikan diatas, melainkan sebuah tips yang sengaja dibuat penulis untuk meningkatkan budaya literasi dikalangan pelajar. Batuk haha merupakan singkatan dari empat langkah menjalankan tips tersebut. Batuk haha kepanjangan dari budayakan baca disekolah, bentuklah komunitas wajib baca, hafalkan dari hasil yang telah dibaca, dan hasil dari yang dibaca wajib ditulis kembali. Tips ini dianggap cocok oleh penulis karena berdasar pengamatan selama ini sebelum pelajaran dimulai guru akan menyuruh peserta didiknya membaca sekilas materi yang akan diajarkan, dimaksudkan agar peserta didik setidaknya lebih paham dan menguasai materi. Namun pelaksanaan tips tidak berhenti di sini. Penjelasan tata cara pelaksanaan akan dibahas pada sub bab selanjutnya.

 

Tata cara pelaksanaan Batuk Haha

Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, batuk haha yang dimaksud disini adalah sebuah tips yang sengaja dibuat penulis yang ditujukan untuk meningkatkan budaya literasi di masyarakat utamanya di kalangan pelajar. Sengaja ditujukan di kalangan pelajar, karena pelajar adalah generasi penerus bangsa, masa depan bangsa ada pada tangan generasi penerusnya. Budaya literasi perlu ditanamkan pada generasi penerus utamanya pelajar, agar pelajar bisa menjadi penerus yang dapat diandalkan dan suatu saat dapat menggantikan yang mendahuluinya. Untuk memudahkan generasi membiasakan hidupnya dengan budaya literasi, penulis menyampaikan pendapatnya dengan tips batuk haha. Batuk haha yang terdiri dari singkatan empat langkah untuk membiasakan diri dengan kehidupan budaya literasi terurai dari kata ba kepanjangan dari budayakan membaca di sekolah, tuk kepanjangan dari bentuk komunitas wajib baca, dan ha yaitu hafalkan inti dari hasil yang dibaca, serta ha yang terakhir yaitu hasil yang dibaca wajib ditulis kembali dengan bahasa sendiri.

Budayakan baca di sekolah, sebelumnya sudah sering diterapkan guru sebelum memulai pengajaran materi, guru akan menyuruh peserta didik membaca materi yang akan diajarkan dengan waktu 15 menit. Hal serupa juga dilakukan di Jepang negara dengan tingkat minat baca terbesar bahkan di negara ini jarang orang berkomunikasi apabila itu tidak terlalu penting, mereka lebih memilih membaca buku daripada melakukan hal yang tidak penting. Sedangkan untuk pelajar mereka diwajibkan mengulang mempelajari materi sebelum pengajaran dimulai dengan disediakan waktu yang tidak sedikit pula. Maka di Indonesia juga dapat dilakukan hal yang sama meskipun dikhususkan untuk pelajar saja. Kebiasaan membaca buku akan sulit dilakukan jika sebelumnya belum pernah dimulai untuk menghadapinya perlu dilakukan langkah yang kedua yaitu tuk, bentuk komunitas wajib baca. Dengan membentuk komunitas baca tentunya tidak akan merasa bosan, komunitas wajib baca ini dapat dibuat melalui media apapun baik itu berupa grub media sosial yang secara tidak langsung, ataupun dengan memilih teman sekolah sebagai kelompok komunitas baca. Di dalam komunitas ini para pelajar akan membicarakan buku yang dibaca dengan saling menceritakan isi buku bagian mereka yang telah dibaca serta pelajar yang lain akan saling memperhatikan dan menyimaknya. Secara tidak langsung mereka telah membaca, menghafal dan mempresentasikan hasil yang dibaca kepada teman sekelompoknya. Setelah itu akan ada persaingan sehat antar kelompok dengan melakukan langkah ketiga yaitu ha. Menunjukkan bahwa dirinya bisa mengerjakan literasi dengan benar, untuk itu perlu dipamerkan hasil bacanya di kelompok lain, dengan melakukan presentasi di depan kelompok lain dan tepatnya di depan kelas.  Tiga langkah yang sudah diuraikan diatas masih sampai melatih keterampilan berbicara atau menyampaikan. Sedangkan literasi tidak cukup disitu, melainkan sampai pada tahap menulis. Sehingga untuk melatih keterampilan menulis agar dapat memenuhi kriteria literasi maka perlu adanya melakukan langkah yang terakhir yaitu ha yang kedua, dengan memperlakukan hasil bacaan untuk ditulis kembali. Langkah ke empat ini adalah menulis kembali inti hasil yang dibaca dengan bahasa sendiri tanpa ada unsur sama persis dengan hasil yang dibaca atau dihafalkan sebelumnya. Menulis kembali dengan bahasa sendiri dapat melatih keterampilan menulis dengan bahasa yang benar. Hal ini dilakukan untuk mencegah buta kalimat atau buta membuat rangkaian kalimat yang benar. Serta untuk menghilangkan kebiasaan copy paste atau menyalin saja. Karena jika copy paste ini sering dilakukan dan tentunya kalimat tersebut akan sama persis dengan hasil salinannya. Sehingga ini dapat membuat pelajar menjadi malas untuk berfikir sendiri, membuat kalimat sendiri. Dan dapat menimbulkan bakat menulis yang tertimbun ataupun bakat literasi yang tertimbun. Sehingga dengan begitu, dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Kesimpulan

Literasi merupakan kemampuan melek aksara yang meliputi kemampuan membaca, memahami serta menulis. Budaya baca yang pernah dibiasakan oleh guru sebelum pengajaran dimulai dan agar bertujuan berkembang menjadi literasi, kenyataannya justru berbalik menjadi kebiasaan pencarian instan dengan aplikasi pencarian yang sudah tersedia. Hal ini sebagai bukti bahwa minat baca dikalangan pelajar berkurang. Berkurangnya nilai minat baca akan mempengaruhi pad minta literasi juga.Sengaja ditujukan pada pelajar karena pelajar merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karenanya untuk menyeimbangkan permasalahan yang ada penulis mengutarakan pendapatnya dengan membuat inovasi berupa tips Batuk Haha yang berisi empat langkah meningkatkan literasi di kalangan pelajar.

Daftar Pustaka

Makalah

- Menumbuhkan Budaya Literasi diKalangan Pelajar : Asif Alfarikh

- Materi topik 6 tentang Literasi

- PEMALAS(Perpustakaan Masuk Kelas Sebagai Eksistensi Literasi Siswa di MAN 1 Tulungagung) : Enggar Purbaningrum, Shela Dwi Widhya Sari, Vanisha Amelia Riani

 

 

Internet

- https://www.educenter.id/7-cara-membangun-budaya-literasi-di-era-gawai : selasa, 26 - 02- 2020 08.00 wib

- https://blog.ruangguru.com/ciri-ciri-dan-struktur-esai: selasa, 26 - 02- 2020 08.15 wib

Tidak ada komentar: