“GERLITAL”
(Gerakan Literasi Digital
sebagai Upaya Meningkatkan Minat Literasi Pelajar Indonesia)
Oleh: Fikri Imanullah
***
Sebagian
masyarakat berpandangan bahwa pengertian literasi berfokus pada kegiatan
membaca. Lebih dari itu, makna literasi bisa merujuk pada skala yang lebih
luas. Dalam perkembanganya, macam literasi kian bervariasi mulai dari literasi
baca tulis, literasi media, literasi sains,
literasi kultural dan sebagainya yang tetap berpaku pada kompetensi dasar
literasi yakni kemampuan membaca dan menulis. Secara umum, literasi adalah suatu bentuk
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menulis, membaca dan menganalisis
fenomena sosial dengan ilmu pengetahuan yang mendalam. Sedangkan pengertian
budaya literasi ialah melakukan kebiasaan berfikir yang disertai dengan proses
membaca, menulis, hingga akhirnya apa yang dilakukan dalam segala proses
kegiatan literasi akan menciptakan karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
Salah satu
bentuk kemajuan penafsiran makna literasi di era moderen adalah keeradaan
literasi digital. Literasi digital merupakan hasil adaptasi masyarakat terhadap
kemajuan teknologi yang memadu padankan “literasi” dan “digital”. Literasi atau
“literature” dalam istilah latin, letter dalam bahasa Inggris
mendeskripsikan literasi sebagai dasar dari pengetahuan manusia yang terus
berkembang. Sedangkan digital berasal dari kata digitus, yang dalam bahasa Yunani berarti jari jemari, sebuah
penggambaran kemajuan teknologi komputer dan informatika alias serba “tekan
tombol” (Mustofa Ruli, 2018).
Menurut Bawden dalam Jurnal Literasi Digital Remaja di Kota
Surabaya, literasi digital merupakan suatu konsep yang menjelaskan mengenai
konsep literasi di era digital. Sedangkan menurut Gilster dalam Jurnal Literasi
Digital Remaja di Kota Surabaya, literasi digital adalah kemampuan untuk
memahami serta menggunakan informasi dari berbagai format. Namun, bukan hanya
kemampuan untuk membaca saja melainkan dapat mengerti makna yang terkandung di
dalamnya. Sehingga literasi digital merupakan suatu pemanfaatan teknologi untuk
menemukan, menggunakan, menyebarluaskan informasi dalam dunia digital.
Namun, masalah yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia
saat ini adalah tingkat kesadaran literasi yang masih rendah. Berdasarkan hasil
penelitian yang dirilis oleh The World
Most Literate Nations (WMLN)
tentang budaya literasi pada 60 negara, Negara Indonesia berada pada posisi
terendah yaitu pada peringkat 60 dibawah Thailand yang menduduki peringkat 59.
Sementara itu, Malaysia berada pada peringkat 53 dan Singapura pada peringkat
36. Senada dengan itu, data statistik UNESCO 2012 menyebutkan indeks minat baca
di Indonesia baru mencapai 0.001. Artinya, setiap 1000 penduduk, hanya 1 orang
saja yang memiliki minat baca. Angka UNDP juga mengejutkan bahwa angka melek
huruf orang dewasa di Indonesa hanya 65,5% saja. Sedangkan Malaysia sudah
86,4%.
Keadaan tersebut menunjukan bahwa pentingnya penggalakan
literasi khusunya bagi kaum pelajar yang akan mewarisi bangsa kita selanjutnya,
sehingga Negara Indonesia tidak tertinggal dengan negara lainnya. Sejatinya,
literasi merupakan kunci kemajuan suatu bangsa serta berperan dalam memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan dan menunjang peningkatan kualitas sumber daya
manusia kedepannya.
Dalam menghadapi jaman yang serba canggih saat ini, peran
literasi digital perlu untuk dikembangkan sebagai salah satu upaya pemecahan
masalah dalam meningkatkan minat literasi bagi kaum pelajar. Agar kemajuan
teknologi tidak disalahgunakan untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Salah
satu bentuk aktualisasi literasi digital adalah melalui “GERLITAL” atau gerakan
literasi digital. Gerlital adalah sebuah kegiatan yang mendorong para pelajar
untuk lebih aktif dan cerdas dalam menggunakan instrument teknologi dengan
memanfaatkan sebagai wadah menyediakan konten positif. Melalui Gerlital ini
memberikan kesempatan bagi setiap pelajar di pelosok negeri untuk dapat menjadi
pelopor dalam menggiatkan minat literasi yang dimulai pada diri sendiri.
Gerakan
literasi digital dapat dikenalkan di sekolah, pondok pesantren, lembaga
pendidikan non formal maupun pada suatu komunitas agar gerakan literasi digital
dapat diketahui dan dirasakan oleh banyak kalangan pelajar. Bentuk kegiatan
dari gerlital yaitu dengan memulai menulis seperti artikel, cerita inspiratif,
pengalaman pribadi, penelitian, hasil riset dan sebagainya yang dapat
memberikan wawasan baru bagi para pembaca maupun penulis pribadi. Selain itu,
dalam gerakan literasi digital ini, para pelajar dapat saling berbagi ilmu
pengetahuan dan mendorong untuk selalu berkarya yang akan menghasilkan tulisan
maupun karya yang akan menunjang perkembangan llmu pengetahuan maupu teknologi
di Indonesia.
Dengan menjadi pelopor gerlital
secara konkret, pelajar akan menjadi lebih tajam dalam membedah setiap
idealisme dan tantangan di masa depan. Sehingga kesadaran minat literasi bagi
pelajar dapat meningkat dan pelajar dapat menjadi agen bagi kemajuan bangsa.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar