Rabu, 28 Oktober 2020

AYO GERLITAL (Gerakan Literasi Digital sebagai Upaya Meningkatkan Minat Literasi Pelajar Indonesia)

 

“GERLITAL”

(Gerakan Literasi Digital sebagai Upaya Meningkatkan Minat Literasi Pelajar Indonesia)

Oleh: Fikri Imanullah

 

***

Sebagian masyarakat berpandangan bahwa pengertian literasi berfokus pada kegiatan membaca. Lebih dari itu, makna literasi bisa merujuk pada skala yang lebih luas. Dalam perkembanganya, macam literasi kian bervariasi mulai dari literasi baca tulis, literasi media, literasi sains, literasi kultural dan sebagainya yang tetap berpaku pada kompetensi dasar literasi yakni kemampuan membaca dan menulis. Secara umum, literasi adalah suatu bentuk kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menulis, membaca dan menganalisis fenomena sosial dengan ilmu pengetahuan yang mendalam. Sedangkan pengertian budaya literasi ialah melakukan kebiasaan berfikir yang disertai dengan proses membaca, menulis, hingga akhirnya apa yang dilakukan dalam segala proses kegiatan literasi akan menciptakan karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.



Salah satu bentuk kemajuan penafsiran makna literasi di era moderen adalah keeradaan literasi digital. Literasi digital merupakan hasil adaptasi masyarakat terhadap kemajuan teknologi yang memadu padankan “literasi” dan “digital”. Literasi atau “literature” dalam istilah latin, letter dalam bahasa Inggris mendeskripsikan literasi sebagai dasar dari pengetahuan manusia yang terus berkembang. Sedangkan digital berasal dari kata digitus, yang dalam bahasa Yunani berarti jari jemari, sebuah penggambaran kemajuan teknologi komputer dan informatika alias serba “tekan tombol” (Mustofa Ruli, 2018).

Menurut Bawden dalam Jurnal Literasi Digital Remaja di Kota Surabaya, literasi digital merupakan suatu konsep yang menjelaskan mengenai konsep literasi di era digital. Sedangkan menurut Gilster dalam Jurnal Literasi Digital Remaja di Kota Surabaya, literasi digital adalah kemampuan untuk memahami serta menggunakan informasi dari berbagai format. Namun, bukan hanya kemampuan untuk membaca saja melainkan dapat mengerti makna yang terkandung di dalamnya. Sehingga literasi digital merupakan suatu pemanfaatan teknologi untuk menemukan, menggunakan, menyebarluaskan informasi dalam dunia digital.

            Namun, masalah yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah tingkat kesadaran literasi yang masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dirilis oleh The World Most Literate Nations (WMLN) tentang budaya literasi pada 60 negara, Negara Indonesia berada pada posisi terendah yaitu pada peringkat 60 dibawah Thailand yang menduduki peringkat 59. Sementara itu, Malaysia berada pada peringkat 53 dan Singapura pada peringkat 36. Senada dengan itu, data statistik UNESCO 2012 menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0.001. Artinya, setiap 1000 penduduk, hanya 1 orang saja yang memiliki minat baca. Angka UNDP juga mengejutkan bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesa hanya 65,5% saja. Sedangkan Malaysia sudah 86,4%.

            Keadaan tersebut menunjukan bahwa pentingnya penggalakan literasi khusunya bagi kaum pelajar yang akan mewarisi bangsa kita selanjutnya, sehingga Negara Indonesia tidak tertinggal dengan negara lainnya. Sejatinya, literasi merupakan kunci kemajuan suatu bangsa serta berperan dalam memperluas cakrawala ilmu pengetahuan dan menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia kedepannya.

            Dalam menghadapi jaman yang serba canggih saat ini, peran literasi digital perlu untuk dikembangkan sebagai salah satu upaya pemecahan masalah dalam meningkatkan minat literasi bagi kaum pelajar. Agar kemajuan teknologi tidak disalahgunakan untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Salah satu bentuk aktualisasi literasi digital adalah melalui “GERLITAL” atau gerakan literasi digital. Gerlital adalah sebuah kegiatan yang mendorong para pelajar untuk lebih aktif dan cerdas dalam menggunakan instrument teknologi dengan memanfaatkan sebagai wadah menyediakan konten positif. Melalui Gerlital ini memberikan kesempatan bagi setiap pelajar di pelosok negeri untuk dapat menjadi pelopor dalam menggiatkan minat literasi yang dimulai pada diri sendiri.

Gerakan literasi digital dapat dikenalkan di sekolah, pondok pesantren, lembaga pendidikan non formal maupun pada suatu komunitas agar gerakan literasi digital dapat diketahui dan dirasakan oleh banyak kalangan pelajar. Bentuk kegiatan dari gerlital yaitu dengan memulai menulis seperti artikel, cerita inspiratif, pengalaman pribadi, penelitian, hasil riset dan sebagainya yang dapat memberikan wawasan baru bagi para pembaca maupun penulis pribadi. Selain itu, dalam gerakan literasi digital ini, para pelajar dapat saling berbagi ilmu pengetahuan dan mendorong untuk selalu berkarya yang akan menghasilkan tulisan maupun karya yang akan menunjang perkembangan llmu pengetahuan maupu teknologi di Indonesia.

            Dengan menjadi pelopor gerlital secara konkret, pelajar akan menjadi lebih tajam dalam membedah setiap idealisme dan tantangan di masa depan. Sehingga kesadaran minat literasi bagi pelajar dapat meningkat dan pelajar dapat menjadi agen bagi kemajuan bangsa.

Tidak ada komentar: