Rabu, 21 Oktober 2020

Pengembangan Perpustakaan Dua Ruang Sebagai Sarana Literasi

 

Pengembangan Perpustakaan Dua Ruang Sebagai Sarana Literasi

Oleh : Fikri Imanullah

 

***

 

Pendahuluan

Perpustakaan adalah  tempat yang menyediakan berbagai macam buku dan pustaka yang keberadaannya dibiayai dan dioperasikan oleh institusi  untuk dapat dimanfaatkan masyarakat setempat. Perpustakaan juga dapat diartikan sebagai kumpulan informasi bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan manusia yang hakiki. Perpustakaan diupayakan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar-mengajar. Untuk itu, perputakaan harus terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar. Perpustakaan juga menjadi sarana penyedia informasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat setempat dan bagi pelajar.



Disetiap daerah tentunya memiliki perpustakaan daerahnya masing-masing. Perpustakaan tersebut bertujuan sebagai penunjang wawasan dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan literasi. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan berbagai macam koleksi buku, novel, majalah, dan lain sebagainnya. Bukan hanya buku saja, seiring dengan perkembangan teknologi perpustakaan menyediakan pustaka dalam bentuk digital. Pustaka dalam bentuk digital ini, bertujuan untuk memudahkan mengakses informasi yang tidak tercantum dalam pustaka atau buku.

Adanya perpustakaan dalam masyarakat dan pelajar membawa banyak manfaat. Mereka dapat dengan mudah memperoleh informasi secara cuma-cuma. Selain itu, dengan budaya membaca mereka akan menjadi generasi yang tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Manfaat adanya perpustakaan juga dirasakan oleh bangsa. Dikarenakan perpustakaan sebagai penyumbang sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan untuk mengolah, memanage, menyejahterakan penduduk suatu bangsa. Maka seharusnya perpustakaan menjadi tempat yang wajib disambangi setiap waktu, untuk mencari berbagai data atau informasi yang diperlukan manusia dalam hidupnya.

Namun saat ini, perpustakaan tidak banyak dikunjungi oleh para pelajar. Para pelajar enggan berkunjung ke perpustakaan dikarenakan beberapa alasan. Beberapa diantaranya, yakni fasilitas yang kurang memadai, koleksi buku maupun pustaka yang kurang lengkap, dan ketidaknyamanan membaca dalam ruangan yang tertutup.Tidak dapat dipungkiri bahwa alasan-alasan tersebut merupakan faktor signifikan penyebab rendahnya minat baca dan literasi dikalangan pelajar.

Berdasarkan fakta hasil survey internasional (PIRLS 2011, PISA 2009 & 2012) mengukur bahwa keterampilan membaca dan literasi peserta didik Indonesia menduduki peringkat bawah. Maka dari itu, perlu inovasi-inovasi untuk menggiatkan gerakan membaca dan literasi dikalangan pelajar.

Isi (Pembahasan)

Dalam era modernisasi saat ini, diperlukan cara kreatif dan inovatif untuk mengembangkan perpustakaan yang dapat menjadi idaman dan menarik untuk dikunjungi para pelajar. Perpustakaan yang mampu menyediakan fasilitas yang layak dan memadai. Meliputi layak atau tidaknya sebuah perpustakaan, seberapa besar daya tampung perpustakaan, dan seberapa lengkap sarana prasarananya. Kemudian perlu adanya jalur khusus untuk kursi roda yang mampu menjangkau setiap lantai ruang baca yang diinginkan. Tempat baca perlu dibuat senyaman mungkin dan luasannya mampu menampung pembaca. Tentunya tata ruang harus dikelola sebaik mungkin, sesekali perlu dirombak ulang agar tidak bosan. Dan perlu memperhatikan kelayakan fasilitas yang ada.

Kemudian, kelengkapan koleksi suatu perpustakaan juga diperhitungkan oleh pengguna. Kelengkapan bisa meliputi buku pustaka, microfilm, kaset, CD, DVD gudang data, CD Room dll. Hal ini bisa dilakukan dengan bekerjasama antar perpustakaan, misal perpustakaan pusat suatu institusi bekerjasama dengan perpustakaan sub bagian atau divisi. Bisa juga dengan perpustakaan institusi lain antar daerah maupun lintas negara.

Selanjutnya, yakni ketersediaan dana untuk pengembangan. Selain dana yang diberikan oleh pusat (pemerintah pusat jika negeri, atau pusat institusi masing-masing), perpustakaan dapat mencari sumber dana lain. Misalnya dengan membuka fotocopian, menjual alat tulis, dan membuka kedai makanan di area perpustakaan.

Selain hal diatas, perlu diperhatikan mengenai kenyamanan pengunjung didalam perputakaan. Pada dasarnya, tidak semua orang menyukai  membaca buku pada ruang yang tertutup. sebagian orang menyukai membaca dengan suasana yang tenang dan menyatu dengan alam, seperti halnya diluar ruangan. Dengan demikian, perlu dikembangkan adanya perpustakaan yang memiliki ruang baca indor dan outdor. Perpustakaan yang memiliki konsep ruang baca dan taman baca ini, merupakan terobosan untuk meningkatkan eksistensi perpustakaan dan meningkatkan minat baca pelajar.

Perpustakaan ini dikonsepkan seperti halya berikut. Perpustakaan akan terbagi menjadi dua bagian utama. Yakni ruangan baca dan taman bacaan. Selanjutnya ruang baca akan dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing difungsikan berbeda. Ruang pertama, akan difungsikan sebagai penyedia pustaka dalam bentuk digital. Pada ruangan ini akan disediakan alat-alat digital yang memudahkan dalam mengakses informasi. Seperti DVD Projektor, computer dan sound system. Selain itu, ruangan ini difasilitasi dengan wifi, sehingga memudahkan dalam mencari data melaui internet.

Ruangan kedua, merupakan pusat sumber pustaka perpustakaan. Ruangan inilah yang menyediakan berbagai macam pustaka mulai dari buku, novel, dan majalah. Pemilahan dan tatanan pustaka pada ruangan ini sebisa mungkin diperhatikan. Hal tersebut untuk memudahkan dalam menemukan pustaka yang dicari. Untuk membantu pengunjung perpustakaan, pengelola menyediakan pustakawan yang professional dengan skiil dan kemampuan yang baik dalam berbicara. Mengingat perpustakaan adalah pusat penyebar informasi, sehingga memerlukan pustakawan dengan kemampuan penyampaian yang baik.

Selanjutnya, ruangan ketiga, merupakan ruangan yang dikhususkan untuk area baca anak-anak. Disedikan berbagai macam buku yang disukai anak-anak. Bukan hanya buku saja, disediakan pula media pembelajaran yang cocok untuk anak-anak. Sehingga anak-anak tertarik untuk membaca buku diperpustakaan ini.

Perpustaakan seperti yang dikonsepkan, akan memiliki taman bacaan. Taman ini yang menjadi keunikan dari perpustakaan itu sendiri. Taman ini dibuat sebagai solusi dari permasalahan ketidaknyamanan pengunjung dalam membaca di ruangan yang tertutup. Taman bacaaan sendiri merupakan taman kecil yang di desain semenarik mungkin untuk membuat pengunjung tertarik. Pengunjung dapat membaca di taman ini sambil menikmati suasana taman yang asri dan indah. Pada taman ini tersedia fasilitas seperti bangku taman, gazebo, dan taman bermain untuk anak-anak. Adanya taman bermain ini, dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan anak-anak dalam membaca di perpustakaan.

Dengan hal tersebut, penulis berharap para pelajar senang dan tertarik dengan keberadaan perpustakaan dua ruang dan mampu meningkatkan semangat minat pelajar dalam dunia literasi. Dalam ide gagasan ini, penulis juga berharap perpustakaan ini akan benar-benar dikembangkan dan menjadi perpustakaan sebagai sarana refreshing, sumber inspirasi, imajinasi untuk berpikir, bekerja, dan berprestasi.

Kesimpulan

Untuk membangkitkan gerakan literasi dikalangan pelajar diperlukan kemajuan usaha, salah satunya dengan adanya “Pengembangan Perpustakaan Dua Ruang”. Pengembangan ini harus mendapat dukungan dari pemerintah maupun dari masyarakat mengingat begitu besar dampak membaca bagi kemajuan suatu bangsa.

Dengan adanya essay berjudul Pengembangan Perpustakaan Dua Ruang ini, pelajar maupun masyarakat dapat berliterasi dengan nyaman sesuai dengan tempat yang mereka sukai. Pelajar dapat dengan mudah mengakses informasi dengan menggunakan pustaka digital, dan anak-anak merasa senang dapat belajar sambil bermain di perpustakaan tersebut. Oleh karena itu, diharapakan Pengembangan Perpustakaan Dua Ruang ini dapat membangkitkan jiwa-jiwa literasi pada pelajar.

 

 

 

Daftar Pustaka

Buku

Pawit M.Yusuf.(1989),Bagaimana menngunakan Perpustakaan, suara daerah, Majalah Pendidikan No.214.

Agus Suyoyo dan Joko Santoso, (2001), Strategi dan Pemikiran Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto.

Sumber dari Internet

http://www.galamedianews.com/bandung-raya/208271/taman-perpustakaan-kabupaten-bandung-jadi-alternatif-tingkatkan-budaya-literasi.html Diakses pada tgl 26 februari 2019.

Makalah

Eviani,(2014),Perpustakaan Nyaman, Pengunjung Datang.

Tidak ada komentar: