Kamis, 01 April 2021

Panorama Kepiawaian Lalat (disingkat PKL) FIKRI IMANULLAH

 FIKRI IMANULLAH*

Tulisan ini terinspirasi ketika saya sedang asyik tidur siang di Sekretariat PMII Komisariat STAI Diponegoro Tulungagung bersama adik-adik kader PMII saat bercengkerama tentang KONFERCAB PMII Tulungagung. Seketika rasa kejengkelan saya muncul dengan kehadiran lalat yang berkerumun di sekitar tempat kami sedang tidur siang yang sesekali juga menempel di sekitar badan kami, namun anehnya beberapa sahabat disamping saya tetap saja tertidur pulas meski telah dihinggapi beberapa ekor lalat bak artis Ariel Noah yang dikerumuni oleh sejumlah fans beratnya untuk sekedar berswafoto dengannya. Mungkin saja, adik-adik disamping saya ini sudah terbiasa dengan habitat spesies yang satu ini, hingga tak menghiraukan kehadiran lalat ini. Hehehe...



Menurut orang-orang, lalat itu hewan kotor, jijik, dan jadi biang penyakit. Namun, mengapa di balik sosoknya yang kotor itu, Tuhan tak ragu membuat perumpamaan dengannya, sebagaimana yang tercantum pada Surah al-Hajj : 73, 


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَنْ يَّخْلُقُوْا ذُبَابًا وَّلَوِ اجْتَمَعُوْا لَهٗ ۗوَاِنْ يَّسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنْقِذُوْهُ مِنْهُۗ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوْبُ

   

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah.


Lalat merupakan jenis serangga yang bersayap ganda.  Ia mempunyai banyak kelebihan yang terdapat pada modifikasi tubuhnya yang membuatnya hidup secara aman dan leluasa. Karena di bagian bawah perutnya terdapat paruh yang berfungsi untuk menjadi keseimbangan lalat di kala menapak pada benda yang halus.


Sebagaimana kaki-kakinya terdapat pula paruh yang lengket untuk memudahkan penyinggahan pada benda-benda yang sangat halus. Begitu pula dengan bagian mulutnya, mulutnya dilengkapi dengan bibir dan sengatan.


Lalat mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mengeluarkan enzim pencerna. Proses pengeluaran enzim ini secara langsung dengan cara memasukkannya ke makanan serta membawanya ke benda-benda mainan, sehingga kandungan kimia makanan tersebut bisa berubah.


Lalat ini telah banyak dijadikan objek penelitian hewan dan genetika, agar ditemukan cara meminimalisir volume keganasannya dalam memindahkan suatu penyakit. Walaupun secara prisip kajian ini bertujuan mengetahui pola kehidupan bakteri yang dibawa melalui lalat ini. Hanya saja hasil-hasil dari penelitian ini menegaskan adanya unsur-unsur penghancur mikroba yang terpusat pada salah satu sayapnya. Dan untuk menghindari pengaruh dari unsur-unsur yang menghancurkan mikroba, mikroba berlindung pada sayap lain. Unsur penghancur dan terdapat pada salah satu sayap itu mengeluarkan bakteri pada saat menyentuh bagian atas tengah makanan, lalu menyebar sangat cepat, serta pengaruhnya yang mematikan terhadap mikroba.


Berdasarkan paparan diatas, bahwasanya Al-Quran mengandung kemukjizatan ilmu pengetahuan lain yang tercermin pada ikatan jaringan komponen tubuh yang terdapat pada hewan sejenis lalat ini yang banyak disepelekan orang.


Lalu timbul pemikiran untuk menuntaskan unsur-unsur ini, serta penggunaannya sebagai penawar dari penyakit yang tersebar melalui lalat ini. Bahwasanya segala kepastian yang kita ungkapkan melalui penelitian terhadap lalat ini, telah terungkap terlebih dahulu dalam Al-Quran dan Hadits Nabi sejak 14 abad yang lalu.


Sesungguhnya ini adalah bukti nyata bagi orang yang menginginkan kebenaran mutlak terhadap zat Allah swt untuk mencapai kepada keputusan yang benar. Sebagaimana yang dituturkan oleh Nabi Muhammad saw dalam sabdanya, 


 إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالأُخْرَى شِفَاءً


“Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah, kemudian ambillah kembali. Karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat.” (HR. Bukhari).


Beberapa orang mungkin saja tidak senang dengan ide membenamkan lalat dalam makanan atau minuman. Namun, ini bisa diterapkan dalam kasus-kasus darurat. Ketika, misalnya, seseorang berada di padang pasir, hanya memiliki sedikit air atau minuman. Dalam kasus ini orang itu tidak punya pilihan selain untuk melakukan seperti yang direkomendasikan oleh Nabi. Jika tidak, maka ia akan mati kehausan atau infeksi. Jika seseorang merasa jijik, maka ia tidak harus melakukannya ketika itu terjadi saat meminum kopi, teh, susu, dan sebagainya, tapi ia tidak memiliki hak untuk menolak keaslian hadits ini. Hadits ini sangat otentik, seperti yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.


Allah memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman pada salah satu sayapnya dan obat penawar pada sayap yang lain. Jika tidak, spesies lalat akan binasa sekarang, semua terkena kuman ini. Namun, lalat-lalat itu masih ada di lebih dari 87.000 spesies. Lalat membawa virus dari banyak penyakit, yang kemudian mencemari makanan, minuman dan tubuh. Penyakit yang diakibatkan oleh virus seperti flu, campak, gondok, cacar, kutil, demam kuning, penyakit hati menular, beberapa kasus kelumpuhan, beberapa jenis kanker, dan beberapa penyakit kronis dari sistem saraf.


Hadits ini menunjukkan adanya zat penawar bakteri pada salah satu sayap lalat. Ini adalah bukti kebenaran Muhammad SAW, padahal beliau bukanlah seorang ilmuwan, atau pakar kedokteran


Nah, menariknya ialah filosofi kehebatan lalat yang telah dipaparkan diatas ternyata juga menular kepada sejumlah kader PMII, mengapa? 

Makhluk yang dipandang lemah, jijik, dan kotor itu, ternyata memiliki kemampuan bermanuver luar biasa, ia mampu terbang dengan cepat untuk makhluk seukuran tubuhnya. Ia mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan gesit. Per detiknya, ia mampu mengepakkan sayap 200 hingga 400 kali. Tak heran jika ia mampu mengecoh pihak yang mengejarnya. Bisa jadi inilah maksud dari firman  Allah, “Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali darinya. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah” (QS Al-Hajj [22]: 73). Kemampuan bermanuver juga sering ditampakkan oleh kader-kader PMII baik dalam hal aksi parlemen jalanan maupun pergulatan kajian intelektual. Jadi kesimpulannya, nikmatilah kebersamaan kalian dengan lalat, hehehe... anggap saja kebersamaan itu merupakan wujud dari Ukhuwah Makhluqiyah dan nilai dari Hablun minal Alam sebagaimana yang sering kalian tuturkan dalam setiap agenda kaderisasi.


Semoga Bermanfaat

Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamittharieq


*Penulis merupakan mantan Ketua IPNU PAC Boyolangu Pimpinan Cabang Kabupaten Tulungagung  dan Ketua 2 Bidang Eksternal dan Gerakan Pengurus Komisariat STAI DIPONEGORO TULUNGAGUNG 

Tidak ada komentar: