Selasa, 28 Juli 2020

BELAJAR DARI KISAH NYATA, QURBAN UNTUK EMAK

Kisah ini diceritakan seorang pedagang hewan qurban pada Idul Adha tahun lalu, tentang sebuah kejadian yang membuat hatinya amat tersentuh, berikut kisahnya:

Seorang wanita datang memperhatikan dagangan saya.

Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.

Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya.

"Silakan bu..!"

Lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya : "Kalau yang itu berapa Pak?"

"Yang itu 1.700 .000 ribu bu." jawab saya.

"Harga pasnya berapa?" tanya kembali si Ibu..

"1.600.000 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah" jawab saya.

"Tapi, uang saya hanya 1.500 .000 ribu, boleh pak." pintanya. 

Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Saya pun mengantar hewan qurban tersebut sampaike rumahnya, begitu tiba di rumah nya.

Astaghfirullah... ALLAHU Akbar... terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug reot berlantai tanah tersebut.

Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik.

Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.

Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.

"Mak, bangun mak, nih lihat saya bawa apa?" kata ibu itu pada nenek yang sedang rebahan sampai akhirnya terbangun.

"Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak." kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget, tapi nampak jelas raut bahagia di wajahnya, ia segera berjalan keluar dengan langkah yang gontai karena usianya yang senja.

Sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap : "Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban."

"Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurbanatas Nama Emak saya." Kata ibu muda itu.

Kaki ini rasanya bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa: "Ya ALLAH, ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan Hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa."

"Pak, ini ongkos kendaraannya." Panggil ibu itu.

"Sudah bu, Biar tdk usah di Bayar Kambing Dan  ongkos kendaraanya, saya ikhlas, kata saya sambil menyembunyikan mata saya yang sudah berkaca-kaca.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari ALLAH sudah mempertemukan dengan hamba-NYA yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya meski dengan segala keterbatasan ekonominya.

*SubhaanALLAH..!!*

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan.

Kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup, bukan untuk dirinya, tapi demi Ibunda tercintanya. 

Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada ke-engganan untuk Berqurban.

Padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan,tas, ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban.

Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.. Semoga ada manfaatnya, Aamiin. 

Yang ingin berkurban tahun ini bisa menyalurkan bantuan ke BAZNAS Tulungagung seperti pamflet diatas.

Jika kita blm bisa berkurban, maka BAGIKAN kisah ini dengan Ikhlas...sebagai motivasi untuk diri kita sendiri...!!!


Fikri imanullah Wajak Tulungagung

2 komentar:

spiritliterasi.com mengatakan...

Kisah menggetarkan

Akademisi mengatakan...

Mantap kak...